WARTA - Kepala Bidang Sungai, Dinas PSDA Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Novi Irawan, menyebut, robohnya pasangan batu pengaman tebing di Nyiur Gading, Nagari Kambang, Kecamatan Lengayang karena keterbatasan anggaran akibat pandemi COVID-19.
"Semestinya proyek ini kembali dilanjutkan pada 2020, namun karena adanya pemotongan anggaran akibat pandemi COVID-19 akhirnya tidak bisa dilanjutkan, " kata Novi dihubungi di Painan, Rabu.
Ia mengungkapkan, pada saat dibangun di 2019, diujung pasangan batu pengaman tebing tidak dilakukan penguncian. Akibatnya ketika terjadi tiga kali banjir di 2020 pasangan batu tersebut pun roboh.
Selain itu, kata dia, robohnya pasangan batu juga disebabkan karena lokasi pasangan yang berada ditikungan badan sungai, sehingga rentan terhantam debit air terutama jika terjadi banjir.
Ketika ditanya perihal kajian teknis yang dilakukan dalam upaya untuk memastikan proyek bisa bertahan lama, ia meminta wartawan pers.web.id untuk datang ke kantornya.
Pasangan batu pengaman tebing di Nyiur Gading dikerjakan pada 2019 oleh CV Batang Lengayang dengan pagu anggaran sebanyak Rp385 juta.
Sebelumnya, sejumlah narasumber pers.web.id yang merupakan warga Kampung Nyiur Gading mengaku kecewa dengan pasangan batu pengaman tebing yang roboh.
"Pasangan batu yang roboh dibangun lebih awal, padahal sebelumnya di lokasi yang sama juga dibangun pasangan batu serupa namun masih kokoh hingga saat ini, " kata dia.
Pantauan di lokasi batu pasangan tebing tidak hanya roboh di satu titik, namun roboh secara keseluruhan dan susunan terlihat berantakan.